Sinopsis Film Rohani Agora (2009)
Agora adalah sebuah film drama sejarah berbahasa Inggris yang dirilis pada tahun 2009, disutradarai oleh Alejandro Amenábar dan ditulis oleh Amenábar serta Mateo Gil. Dalam film biografi ini, Rachel Weisz berperan sebagai Hypatia, yang merupakan seorang matematikawan, filosofi, dan astronom di Mesir pada akhir abad ke-4. Ia mencari kelemahan dalam sistem geosentris karya Ptolemeus dan menantang model heliosentris. Dalam keadaan kekacauan yang dipicu oleh masalah agama dan ketidakstabilan sosial, Hypatia berusaha untuk melindungi pengetahuan kuno klasik agar tidak musnah. Max Minghella bermain sebagai Davus, yang merupakan budak ayah Hypatia, sementara Oscar Isaac berperan sebagai murid Hypatia, yang nantinya menjadi prefek Alexandria, Orestes.
Cerita ini menggunakan elemen fiksi sejarah untuk menggambarkan hubungan antara agama dan sains pada masa itu, dalam suasana kemerosotan politeisme Yunani-Romawi dan penyebaran Kristen di Mesir, Lebanon, dan wilayah Timur Tengah. Judul film ini merujuk pada agora, yaitu tempat berkumpul publik di Yunani kuno yang mirip dengan forum di Romawi. Produksi film ini dilakukan oleh Fernando Bovaira dan pengambilan gambar dilakukan di Pulau Malta dari bulan Maret hingga Juni 2008. Justin Pollard, yang merupakan salah satu penulis buku The Rise and Fall of Alexandria tahun 2007, menjabat sebagai penasihat sejarah untuk film ini.
Agora tidak berhasil terpilih untuk Festival Film Cannes 2009 pada bulan Mei, namun film ini mulai ditayangkan di Spanyol pada tanggal 9 Oktober 2009 dan menjadi film terlaris di negara itu pada tahun yang sama. Walaupun film ini menghadapi tantangan dalam distribusi, ia dirilis di berbagai negara dari akhir tahun 2009 hingga awal tahun 2010. Film ini mendapatkan rating persetujuan sebesar 53% dari Rotten Tomatoes serta menerima tujuh Penghargaan Goya di Spanyol, termasuk untuk Skenario Orisinal Terbaik. Selain itu, film ini juga mendapatkan Penghargaan Film Fitur Yayasan Alfred P. Sloan di Festival Film Internasional Hamptons.
Sinopsis Film Rohani Agora (2009)
Agora merupakan sebuah film yang diilhami oleh kisah nyata. Disutradarai oleh Alejandro Amenábar dan dirilis pada tahun 2009, film ini memperlihatkan sejarah konflik antara berbagai agama dan pertempuran antara agama dan filsafat. Dengan latar tahun 391 Masehi, film ini mengambil setting di Alexandria, sebuah peradaban di bawah kekuasaan Romawi Kuno. Dengan anggaran sebesar $70. 000. 000, Alejandro berhasil menarik perhatian aktris cantik Rachel Weisz yang berperan sebagai Hypatia, serta Oscar Isaac sebagai Orestes. Selain itu, Alejandro juga menampilkan bangunan dengan arsitektur kuno, teks-teks klasik, serta busana tradisional yang elegan. Secara keseluruhan, karya Alejandro ini berhasil memikat perhatian penulis.
Tokoh utama dalam film adalah Hypatia, seorang perempuan filosof sekaligus matematikawan yang memiliki ketertarikan besar terhadap astronomi. Ia sangat mendalami filsafat dan ilmu bintang, sehingga ia memahami gagasan-gagasan dari tokoh-tokoh seperti Plato, Hipokrates, Euklides, dan Ptolemy. Hypatia adalah anak dari Theon (Theon of Alexandria), yang juga merupakan seorang matematikawan terkenal karena komentarnya tentang Elemen Euclid.
Mengikuti jejak ayahnya, Hypatia mengajar di sekolah Neo-platonik di Alexandria. Di awal film, Alejandro menunjukkan Hypatia yang sedang mengajarkan kepada murid-muridnya mengenai pusat tata surya. Dalam bagian ini, ia mengatakan, “Jika tidak ada pusat, maka alam semesta akan menjadi tidak berbentuk, tak terbatas, tidak teratur, dan kacau. ” Meskipun pernyataan ini agak kontroversial dan mungkin tidak pernah diungkapkan oleh Hypatia dalam sejarah, Alejandro berhasil menggambarkan Hypatia sebagai seorang filsuf yang mendalam.
Pada zaman Romawi Kuno, sulit untuk membedakan antara saintis dan filsuf, mengingat bahwa kategorisasi tersebut baru mulai muncul di abad Modern. Namun demikian, hal ini bukanlah masalah. Seseorang yang mempertanyakan hal-hal mendasar dan berpikir dengan dalam mengenai fenomena tertentu pantas disebut filsuf.
Konsistensi Hypatia sebagai filsuf mengharuskannya untuk tetap melajang. Dia bahkan menolak cinta Orestes yang ditunjukkan dalam adegan di mana Hypatia memberikan Orestes kain bekas haidnya. Penolakan ini ia ungkapkan dengan kata-kata, “Orestes, kau bilang telah menemukan harmoni dalam diriku. Aku sarankan agar kau mencarinya di tempat lain karena aku rasa tidak ada banyak harmoni atau keindahan di situ. ” Menurut Theon, ayah Hypatia, jika ia menikah, maka ia harus tunduk pada suami dan memiliki sedikit kebebasan dalam mengajar serta berpendapat. Meskipun Hypatia saat itu sudah menjadi seorang pengajar, profesinya sebagai filsuf tetap dianggap melanggar kodrat. Film ini secara jelas menunjukkan budaya patriarki di zaman tersebut.
Demikianlah sinopsis film rohani Agora semoga kalian terinspirasi dengan cerita dan bagi kalian yang belum nonton film ini silakan nonton link yang dibawah.
Nonton video Film Agora : Disini Nonton video Film Agora :Disini Nonton video Film Agora :Disini
Post a Comment for "Sinopsis Film Rohani Agora (2009)"